Mengenal Group Lending dan Individual Lending

Oleh : Iwan Rudi Saktiawan, SSi, MAg, CIRBD

Pakar Koperasi dan Keuangan Mikro Syariah

Pada artikel Mengurai Sesat Pikir Keuangan Mikro, yang dimuat pada web ini 12 April 2022, telah dielaskan definisi tentang keuangan mikro (KM).  Secara ringkas, KM atau microfinance adalah layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan yang berpenghasilan rendah yang ditawarkan oleh beragam tipe penyedia jenis layanan. Lembaga yang menyelenggarakan keuangan mikro dalam terminology umum disebut sebagai Institusi Keuangan Mikro (IKM).

Sebelumnya, Micro Finance Institution (MFI) diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Namun sehubungan dengan telah terbitnya UU RI nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) maka sering disempitartikan bahwa LKM adalah yang sesuai dengan UU tersebut.   Untuk itu Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah mengenalkan istilah IKM dan IKMS (Institusi Keuangan Mikro Syariah). sehingga cakupannya luas yakni yang merujuk kepada UU perkoperasian dan juga UU LKM. Dalam beberapa literatur, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sering dikategorikan sebagai IKM(S).

Sebagai lembaga perantara antara penyimpan dan pengguna dana (debitur), salah satu aspek yang penting adalah perguliran dana, karena mayoritas pendapatan IKM(S) umumnya dari perguliran.  Selain itu, tingkat kelancaran perguliran dana, menjadi salah satu indikator penting Kesehatan suatu IKM(S).

Perguliran dana di IKM disebut sebagai pinjaman (lending) sedangkan di IKMS disebut sebagai pembiayaan (pembiayaan).  Dalam tulisan ini ketika disebut lending atau pinjaman maka yang dimaksud adalah sudah mencakup yang syariah juga (pembiayaan).  Hal ini untuk penyederhanaan tulisan semata.

Dalam dunia KM dikenal dengan apa yang disebut dengan Lending Methodology. Merujuk kepada arti katanya, ini berkenaan dengan ilmu tentang metode perguliran dana atau kajian tentang metode IKM(S) memastikan agar perguliran dananya berkualitas. Secara umum, lending methodology KM dibagi ke dalam dua pendekatan, yakni pendekatan individual dan pendekatan kelompok (baca: Lending Methodology Module, Laura Brandt, Natalya Epifanova, and Tatiana Klepikova: Washington University).

IKM(S) yang menggunakan pendekatan individual, biasanya disebut sebagai microbanking, karena pendekatan individual mengadaptasi metodologi dari dunia perbankan. Pendekatan individual lebih populer dibandingkan dengan pendekatan kelompok. Hal ini karena perbankan lebih dahulu berkembang dibandingkan dengan KM. Oleh karena itu, tak heran banyak pihak yang terlibat dalam dunia KM, cara berpikirnya, metodologinya dan banyak hal yang lainnya, masih dipengaruhi oleh dunia perbankan yang menggunakan pendekatan individu. Sehingga, sering terjadi, meskipun menyatakan pendekatannya adalah pendekatan kelompok namun pada kenyataannya justru masih menggunakan pendekatan individu. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan mendasar dari dua pendekatan ini.

Baca Juga  Nuklir Keuangan itu Ternyata sebuah Koperasi!

Suatu KM disebut menggunakan pendekatan kelompok atau individu bukan dilihat dari apakah para debiturnya dikumpulkan dalam kelompok-kelompok atau tidak. Selain itu, indikator apakah suatu program atau LKM menggunakan pendekatan kelompok bukan pada catatan administrasi daftar debiturnyanya dicatat dalam suatu kelompok atau dicatat masing-masing per-individu. Bisa saja, suatu LKM dalam daftar debiturnya adalah nama-nama kelompok, bukan nama-nama perseorangan, tetapi lending methodology-nya justru individual. Namun sebaliknya, bisa jadi pencatatan dalam daftar debiturnyanya adalah nama-nama perseorangan/individual peminjam, tapi lending methodology-nya justru menggunakan pendekatan kelompok.

Jadi proses administrasi bukan dasar utama apakah suatu model KM dapat dikategorikan menggunakan pendekatan kelompok atau individual. Pembeda antara pendekatan individual dan kelompok adadalah pada (1) paradigma (2) proses pengajuan (3) seleksi kelayakan (4) metode penanganan pinjaman/pembiayaan bermasalah.

Pendekatan individual atau kelompok memiliki kelebihan dan kekurangan. Tulisan ini tidak berpretensi untuk menilai mana yang lebih baik. Bila dilaksanakan dengan konsisten dengan sumberdaya yang memadai sesuai kebutuhan masing-masing pendekatan, maka tunggakannya akan rendah dan dapat berkelanjutan secara keuangan.

Baik atau buruknya individual atau grup lending ditentukan oleh cocok tidaknya dengan visi – misi IKM(S) serta khalayak sasaran IKM(S). Artinya salah suatu penerapan metode gagal, bukan salah metodenya, namun karena IKM(S) tersebut salah dalam memilih metode untuk suatu khalayak sasaran tertentu.

Perbandingan Pendekatan Individu dan kelompok.

Beberapa catatan atas perbedaan antara pendekatan kelompok dan individu. Pertama, proses yang benar. Asumsi pada pendekatan kelompok tidak akan terwujud bila prosesnya tidak benar, khususnya pada pembentukan kelompok. Jadi asumsi itu akan ada, ketika prosesnya benar bukan sesuatu yang tiba-tiba langsung ada. Sebagai contoh, bila proses rekrutmen calon anggota kelompoknya berasal dari wilayah yang tersebar, sangat sulit untuk mendapatkan calon anggota yang saling mengenal.

Baca Juga  Optimalisasi Whatsapp Marketing Dalam Pemasaran Koperasi Aroma

Kedua, pendekatan kelompok memprioritaskan preventif dibandingkan kuratif. Pendekatan kelompok lebih memprioritaskan upaya mencegah timbulnya tunggakan, dibandingkan dengan upaya-upapa yang sifatnya kuratif, seperti penyelesaian pinjaman bermasalah.

Maksud di sini adalah optimalisasi sumberdaya yang ada akan difokuskan pada upaya melakukan perguliran baru berikutnya yang bagus (preventif), dibandingkan dengan mengerahkan sumberdaya yang ada untuk melakukan upaya-upaya penyelesaian pinjaman bermasalah. Selama ini ada kesalahpahaman bahwa dampak dari adanya tanggung renteng adalah hanya pada penyelesaian pinjaman bermasalah (ketika ada tunggakan). Padahal, dengan sejak awal memahamkan kepada calon anggota kelompok akan adanya konsekuensi tanggung renteng, akan akan terbentuk suatu kelompok yang terseleksi dengan baik.

 

Pencampuran Pendekatan

Ada IKM(S) yang memiliki dua pendekatan. Namun dua pendekatan tersebut tidak dicampur, namun berada dalam dua divisi yang berbeda. Secara konsep metodologis, dua pendekatan tersebut tidak bisa dicampur karena:

Pertama, masing-masing pendekatan membutuhkan kualitas SDM pengelola yang berbeda. Pendekatan kelompok membutuhkan petugas lapang yang memiliki kualitas analisis keuangan dan bisnis yang kuat. Sedangkan untuk pendekatan kelompok, membutuhkan petugas lapang yang mampu membangun kelompok yang solid. Ilmu dan jenis pelatihan untuk menghasilkan petugas lapang yang baik untuk masing-masing pendekatan berbeda.

Kedua, masing-masing pendekatan memerlukan alat administrasi yang berbeda. Sebagai contoh, untuk pendekatan individual, anggota kelompok harus mengajukan proposal atau paling tidak mengisi pengajuan pinjaman untuk bahan analisis kelayakan. Oleh karena itu, di pendekatan ini, butuh tools  atau form administrasi untuk menguji kelayakan kelayakan calon debitur. Sedangkan untuk kelompok, hal tersebut tidak diperlukan. Pendekatan kelompok mengharuskan adanya pertemuan rutin. Sehingga pendekatan ini membutuhkan form administrasi untuk pertemuan kelompok.

Artikel ini diedit dari tulisan dengan penulis yang sama, dengan judul Mengenal Group Lending dan Individual Lending, Dua Pendekatan dalam Dunia PDB  pada website:

http://kotaku.pu.go.id/view/3717/mengenal-group-lending-dan-individual-lending-dua-pendekatan-dalam-dunia-pdb